Gunung Welirang adalah
gunung yang masih aktif dengan kawah yang selalu menghembuskan asap dan cairan
belerang. Gunung ini merupakan kompleks gunung yang membentuk barisan. Terdapat
beberapa gunung di sekitar Gunung Welirang-Arjuna diantaranya : Gn. Arjuna
(3339 mdpl), Gn. Welirang (3156 mdpl), Gn. Kembar I (3051 mdpl), Gn. Kembar II
(3126 mdpl), Gn. Ringgit (2477 mdpl). Gn. Welirang dapat didaki dan berbagai
arah; arah Utara (Tretes dan Trawas ), dan arah Timur (Lawang) dan dari arah
Barat (Batu-Selecta).
JALUR TRETES
Dari
Surabaya kita naik bus jurusan Malang atau sebaliknya, turun di Pandaan
dan ganti kendaraan ke jurusan Tretes. Kendaraan yang menuju kawasan
wisata Tretes ini berupa Izusu L300 yang berhenti di pertigaan Pasar Buah
Pandaan. Dengan tarif Rp.5.000,- per orang. Turun di depan hotel Tanjung.
Di perjalanan menuju Tretes terdapat sebuah Candi Jawi peninggalan jaman Hindu.
Tretes merupakan tempat Wisata dan Hutan Wisata serta terdapat air terjun yang
indah yaitu Air terjun Kakek Bodo. Terdapat pula tempat perkemahan yang ramai
dikunjungi para pelajar pada hari-hari libur.
Tempat pendaftaran berada di pinggir jalan raya,
tepatnya di seberang hotel Tanjung. Dengan membayar biaya pendaftaran Rp.4.500,-
serta diwajibkan menitipkan katu tanda pengenal. Di pos pendaftaran ini
terdapat empat buah kamar mandi umum.
Dari
Pos pendaftaran kita berjalan mengikuti jalan aspal sekitar 200 meter kita akan
sampai di pintu masuk Taman Wisata Air Terjun Kaket Bodo yang berada di
belakang hotel Surya. Dari pintu masuk ini jalanan sudah di semen hingga Pos
Pet Bocor atau Air Terjun.
Berjalan
sekitar 200 meter kita akan bertemu dengan percabangan yang ke kanan menuju
Bumi Perkemahan dan Air Terjun Kakek Bodo. Sedangkan ke kiri (lurus) menuju Pet
Bocor arah menuju puncak Gunung Welirang. Hingga Pet Bocor jalur masih rapi
disemen dengan kemiringan yang sangat tajam, sehingga bisa dijadikan pemanasan
pendakian yang cukup menguras nafas dan tenaga. Dengan suasana lingkungan yang
bersih dan sejuk karena masih terlindungi oleh pohon-pohon besar.
Setelah
berjalan sekitar 45 menit sampailah kita di Pos Pet Bocor. Di Pet
Bocor terdapat tempat yang sangat luas untuk membuka beberapa tenda.
Terdapat pula sumber air yang berasal dari pipa-pipa saluran air yang bocor.
Pada hari-hari libur terdapat warung makanan.
Dari
Pet Bocor perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri jalanan berbatu yang
sudah rusak. Jalur sangat lebar bisa dilewati Jip, dengan kondisi alam yang
terbuka, jarang terdapat pohon, dan dikiri kanan jalan hanya ditumbuhi
alang-alang dan ditanami pisang untuk mengatasi alang-alang. Jalur ini biasa
digunakan oleh Jip pengangkut belerang hingga Pos Kokopan. Sehingga pendaki
bisa juga menuju ke Pos Kokopan dengan menumpang Jip yang hanya ada bila
memang hendak mengambil belerang saja. Di siang hari jalur akan terasa sangat
panas dan berdebu, sehingga sebaiknya pendakian dilakukan di sore, malam, atau
pagi hari. Di sepanjang jalur pendaki akan disuguhi pemandangan ke arah Tretes
dan gunung Penanggungan yang sangat indah.
Setelah
berjalan sekitar 3 jam pendaki akan sampai di Pos Kokopan. Kokopan
berada diketinggian 1500 mdpl, terdapat pondok-pondok yang didirikan oleh para
penambang Belerang. Terdapat pula sungai kecil yang airnya cukup melimpah.
serta dilengkapi dengan MCK sederhana. Terdapat pula warung makanan yang hanya
buka pada hari-hari libur. Kawasan ini bisa menampung cukup banyak tenda dan
dikelilingi pohon-pohon cemara. Nyaman untuk menginap karena cukup terlindung dari
hembusan angin. Di siang hari udara terasa dingin dan seringkali berkabut.
Di
kokopan terdapat sebuah makam keramat yang terbuat dari susunan batu. Makam ini
tepatnya berada di sebelah bawah Pos Kokopan di dekat tikungan jalur.
Konon para pendaki dan penambang sering dimunculkan oleh penampakan seseorang
kakek dan kakek tersebut mengajak berbicara, setelah memperkenalkan diri
sebagai Maulana Malik Ibrahim maka kakek tersebut berpamitan hendak pulang ke
rumah dan menghilang tepat di makam tersebut.
Dari
Pos Kokopan perjalanan dilanjutkan menuju Pos Pondokan. Terdapat
banyak jalur untuk menuju Pondokan. Jalur yang sering digunakan para pendaki
adalah jalur utama yang berupa punggungan gunung yang lurus. Jalur berupa jalan
berbatu yang terjal sehingga sangat menguras tenaga terutama bila pendakian
dilakukan di siang hari, di malam hari jalur pendaki ini akan susah dikenali
karena tertutup semak-semak. Tidak ada rambu-rambu penunjuk arah. Pendakian di
siang hari cukup nyaman karena banyak terdapat pohon-pohon besar di sepanjang
jalur pendakian. Waktu yang dibutuhkan sekitar 4 jam untuk menuju Pos
Pondokan.
Jalur yang lain untuk menuju Pos Pondokan adalah
jalur para penambang. Jalur ini cukup landai namun lebih jauh karena memutar
dan menyimpang 2 hingga 4 punggungan gunung dari punggungan utama jalur
pendaki. Jalur penambang setiap hari digunakan oleh para penambang untuk
menurunkan belerang dari Pondokan ke Kokopan dengan menggunakan gerobak
sederhana, sehingga jalur ini selalu berdebu terutama di siang hari. Jalur ini
melintasi kawasan hutan yang cukup lebat dan diselimuti semak-semak belukar
yang rapat. Bagi pendaki yang baru pertama kali mendaki gunung Welirang
disarankan menggunakan jalur para penambang, karena jalurnya cukup lebar dan
sangat jelas. Waktu yang dibutuhkan sekitar 4 hingga 6 jam untuk menuju Pos
Pondokan dari jalur penambang ini.
Pos
Pondokan berupa tanah terbuka yang cukup luas dengan ketinggian berkisar 2250
mdpl. Terdapat pondok-pondok sederhana yang dibangun oleh para penambang Belerang.
Di sebelahnya terdapat sungai dengan debit air yang sangat kecil. Sumber air
berupa bak penampungan yang dialiri air dari pipa-pipa yang berasal dari
rembesan air sungai. Pada hari Minggu dan musim liburan kadangkala ada warung
makanan yang buka. Di pos ini pendaki biasanya bermalam untuk mempersiapkan
diri melanjutkan pendakian ke puncak gn-Welirang atau menuju gn.Arjuna.
Persediaan air minum disiapkan dari Pos Pondokan ini.
Menuju
Puncak Gn-Welirang terdapat banyak jalur pintas, jalur utama berupa jalan
berbatu yang terjal. Jalur penambang tidak terlalu terjal tetapi memutar
melipir sisi sebelah kanan. Masih dibutuhkan waktu sekitar 3 jam untuk mencapai
puncak gunung Welirang. Jalur memasuki kawasan hutan cemara yang diselimuti
semak-semak. Menjelang Puncak Gunung welirang jalur terbagi menjadi dua. Jalur
penambang lurus menuju kawah di mana para penambang mengambil belerang. Jalur
pendaki ke arah kanan melintasi punggungan yang sangat curam dan berbatu-batu.
Di
kawasan Puncak Gunung Welirang pemandangannya sangat luar biasa indahnya.
Pendaki bisa berkeliling mengelilingi kawah untuk mendaki beberapa
puncak-puncak kecil. Bila cuaca bersih kita bisa memandang puncak gunung Arjuna
dengan detail yang sangat jelas. Gunung Penanggungan juga jelas terlihat sangat
dekat.
Terdapat
banyak puncak dan banyak kawah yang masih aktif. Kawah yang paling besar dan
dalam adalah Kawah Jero, di sebelahnya adalah Kawah Plupuh. Tebing-tebing di
sekitar puncak menghembuskan asap belerang. Beberapa lubang di tebing juga
mengeluarkan cairan belerang yang berwarna keemasan.
Asap
belerang yang pekat bila berhembus mengenai mata bisa menyebabkan mata bengkak
untuk itu segera cuci mata dengan air bersih. Bila terhirup dalam waktu yang
cukup lama maka bisa menyebabkan pening dan pingsan. Untuk itu bila asap tebal
belerang sedang menyelimuti puncak sebaiknya tidak mendekatinya. Agar sedikit
lebih aman gunakan kaca mata dan masker penutup hidung yang dibasahi dengan
air.
Puncak
Gunung Welirang sering diguncang gempa lokal, yang disebabkan oleh pergerakan
belerang di dalam perut gunung yang bergerak menuju lubang-lubang di atas
puncak. Batu-batu di sekitar puncak juga terasa panas bila dipegang atau
diduduki.
Terdapat
Gua Sriti yang cukup luas di dekat Puncak gunung Welirang, gua ini dahulunya di
jaman Belanda pernah dibangun sebuah villa serta tempat penangkaran Kijang.
Terdapat batu-batu pondasi bekas pagar dan bangunan-bangunan villa serta
kandang kijang. Juga terdapat sebuah makam keramat di dekat gua tersebut yang
diyakini oleh para penambang belerang sebagai makam Mbah Tedjo Geni.
MELANJUTKAN KE GUNUNG ARJUNA DARI PONDOKAN
Setelah beristirahat di pondokan, pendakian di
lanjutkan dengan menempuh jalur ke arah kiri. Melintasi hutan pinus dan setelah
berjalan sekitar 1 jam akan sampai di Lembah Kidang. Lintasannya agak
mendatar dan banyak ditumbuhi pohon rumput yang agak tinggi dan pohon pinus.
Di Lembah Kidang terdapat sumber air yang berada di
ketinggaan sekitar 2.300mdpl. Di lembah ini dapat dijumpai satwa-satwa penghuni
gunung arjuna. Dari Lembah Kidang Jalur kembali menanjak dan selanjutnya akan
bertemu dengan persimpangan jalur yang menuju puncak Gn. Arjuna dan Puncak
Gn.Welirang ( lewat Gn. Kembar1 dan Gn. Kembar 2)
Berjalan menyusuri hutan cemara, jalur kembali
menanjak. setelah berjalan sekitar 1,5 jam dari persimpangan kita akan melewati
tempat yang dinaniakan "Pasar Dieng", ketinggiannya hampir sama
dengan puncak G. Arjuna dan terdapat batu yang sebagian tersusun rapi seperti
pagar dan tanahnya rata agak luas. Dari sini untuk ke Puncak G. Arjuna hanya
memakan waktu ± 10 menit. Di puncak Gn. Arjuna banyak terdapat batu-batu besar
yang berserakan. Ada juga sebuah batu yang dikeramatkan masyarakat, batu
tersebut berbentuk seperti kursi.
MELANJUTKAN KE GUNUNG ARJUNA DARI PUNCAK GN. WELIRANG
Bila kita akan melanjutkan penjalanan menuju Gn.
Arjuna maka setelah kita sampai di puncak G. Welirang kita berjalan turun
tepatnya ke arah selatan. Terdapat satu dataran yang cukup luas yang menjadi
persimpangan antara puncak Gn.Welirang, Jalur ke Pondokan, Ke Kawah penambang
dan ke selatan ke Gn. Kembar 1.
Jalur menanjak melalui hutan cemara hingga puncak
Gn. Kembar 1 yang memiliki ketinggian 3.051 mdpl, kemudian menurun menyusuri
jurang, maka akan sampai di persimpangan kembar setelah menempuh perjalanan
sekitar 2,5 jam dari Gn.Welirang. Jalur kembali menanjak menapaki puncak Gn.
Kembar II dengan ketinggian 3.126 mdpl. Jalur kemudian menurun dan selanjutnya
akan berjumpa dengan persimpangan yang ke Gn.Arjuna dan ke Pondokan (kembali ke
Tretes).
Berjalan menyusuri hutan cemara, jalur kembali
menanjak. setelah berjalan sekitar 1,5 jam dari persimpangan kita akan melewati
tempat yang dinaniakan "Pasar Dieng", ketinggiannya hampir sama
dengan puncak G. Arjuna dan terdapat batu yang sebagian tersusun rapi seperti
pagar dan tanahnya rata agak luas. Dari sini untuk ke Puncak G. Arjuna hanya
memakan waktu ± 10 menit.
Puncak G. Arjuna anginnya sangat kencang dan
suhunya antara 5-10 derajat celcius. Disini kita dapat menikmati suatu Panorama
yang sangat indah terutama bila malam hari, kita dapat melihat ke bawah,
kota-kota seperti Surabaya, Malang, Batu, Pasuruan. serta laut utara dengan
kerlipan lampu- lampu kapal. Puncak G. Arjuna disebut juga dengan Puncak
'Ogal-Agil' atau 'Puncak Ringgit.
2 komentar:
Bahayos Kakak.
Nice Ide
anda Yulis War makin bahayaaaaa
Posting Komentar